Rabu, 18 Mei 2011

Pembangunan Ekonomi


Usaha-usaha pembangunan yang sedang giat dilaksanakan oleh negara-negara sedang berkembang di dunia pada umumnya berorientasi kepada bagaimana memperbaiki atau mengangkat tingkat hidup masyarakat di negara-negara tersebut agar mereka bisa hidup seperti masyarakat di negara-negara maju.
Perbedaan antar negara-negara sedang berkembang dengan negara-negara yang sudah maju, serta perbedaan antara kehidupan masyarakat di berbagai negara membawa kita semua bertanya. Apa yang menyebabkan suatu negara mengalami proses pembangunan yang lebih cepat? apa yang bisa dilakukan oleh negara-negara yang kurang maju atau oleh negara-negara yang sedang berkembang untuk memperbaiki standar hidup mereka? Bisakah penanggulangan terhadap kemiskinan, penanggulangan terhadap pengagguran dan penanggulangan terhadap ketimpangan menjawab permasalahan-permasalahan yang timbul pada negara-negara berkembang? Persoalan-persoalan tersebut merupakan persoalan yang sangat mendasar dan kompleks yang dihadapi oleh negara-negara yang sedang berkembang pada umumnya.
Pembangunan ekonomi merupakan salah satu jawaban yang seakan-akan menjadi semacam kunci keberhasilan bagi suatu negara untuk meningkatkan taraf hidup warga negaranya. Oleh sebab itu pembahasan-pembahasan masalah pembangunan banyak menaruh perhatian yang lebih besar pada nasib yang dihadapi oleh sebagian besar atau 2/3 penduduk dunia yang berada di negara-negara sedang berkembang. Pandangan ini sesuai dengan dimensi perubahan paradigma pembangunan yang berkembang dewasa ini yang lebih banyak menaruh perhatian kepada persoalan-persoalan mengatasi keterbelakangan (tingkat hidup yang rendah, pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan) yang pada umumnya dialami oleh negara-negara sedang berkembang. Fenomena keterbelakangan inilah yang harus ditinjau dari konteks ekonomi maupun non-ekonomi secara multidimensional.
Ekonomi pembangunan mempunyai ruang lingkup yang lebih luas dan kompleks. Disamping berkaitan dengan alokasi sumber-sumber produktif yang langka dengan efisiensi dan sekaligus dengan pertumbuhannya, ekonomi pembangunan banyak bersangkut paut dengan formulasi kebijaksanaan pemerintah baik ekonomi maupun non-ekonomi yang diantaranya dengan melibatkan variabel-variabel ekonomi makro secara langsung seperti income, investasi, kesempatan kerja, dan gabungan faktor-faktor non-ekonomi yang sama-sama relevan seperti alokasi sumber daya alam yang efisien, perbaikan institusional, usaha-usaha perbaikan diri, nilai-nilai, sikap-sikap ekonomi dan politik baik dilakukan oleh pemerintah maupun swasta untuk mempercepat dan memperbesar skala taraf hidup.
Oleh sebab itu ekonomi pembangunan dapat diartikan sebagai “suatu cabang ilmu ekonomi yang bertujuan untuk menganalisis masalah-masalah ekonomi yang dihadapi oleh negara-negara sedang berkembang dan cara-cara untuk mengatasi masalah-masalah itu supaya negara-negara tersebut dapat membangun ekonominya lebih cepat” (Sukirno 1985:4). tujuan analisisnya adalah untuk menelaah faktor-faktor yang menimbulkan ketiadaan pembangunan atau pembangunan yang lambat di negara-negara sedang berkembang dan selanjutnya mengemukakan beberapa pendekatan dan cara-cara serta berbagai pilihan kebijaksanaan yang dapat ditempuh untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh negara-negara yang sedang berkembang sehingga dapat mempercepat jalannya pembangunan.
Sekitar tahun 1950-an definisi pembangunan ekonomi lebih menekankan pada peningkatan pendapatan per kapita. Pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Dari definisi ini mengandung 3 unsur. (1) pembangunan ekonomi sebagai suatu proses berarti perubahan yang terus-menerus didalamnya telah mengandung unsur-unsur kekuatan sendiri untuk investasi baru; (2) usaha meningkatkan pendapatan per kapita; (3) kenaikan pendapatan per kapita harus berlangsung dalam jangka panjang. Perkembangan ekonomi selalu dipandang sebagai kenaikan dalam pendpatan per kapita, karena kenaikan pendapatan per kapita merupakan suatu pencerminan dari timbulnya perbaikan dalam kesejahteraan ekonomi masyarakat. Namun ukuran pembangunan dengan pendapatan perkapita memiliki banyak kelemahan-kelemahan di antaranya :
1.tingkat kesejahteraan seseorang sulit diukur dan subjektif sifatnya.
2.Dalam perhitungannya kurang memperhatikan aspek distribusi pendapatan.
3.Pendapatan per kapita tidak dapat memberikan gambaran mengenai masalah pembangunan.
Arah dan Strategi Pembangunan
Dewasa ini strategi pembangunan menitikberatkan kepada integrated rural development (pembangunan pedesaan yang terpadu), agricultural intensification (intensifikasi pertanian), intermediate technologi (teknologi madya), appropiate education (pendidikan yang layak), labor force expansion (ekspansi tenaga kerja), small industries and export promotion (promosi industi kecil dan ekspor), employment generation (penciptaan lapangan kerja), nutricion and health development (pengembangan sumber daya manusia dan sosial), income distribution (distribusi pebdapatan), dan institusional change (perubahan institusional). (Kwik Kian Gie 1983:128).
pembangunan ekonomi dipandang sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup segala aspek dan kebijaksanaan yang komprehensif baik ekonomi maupun non-ekonomi. Akan tetapi adalah sangat penting dalam menentukan sasaran pembangunan, karena kebijaksanaan ekonomi yang telah berhasil akan banyak mempengaruhi kebijaksanaan non-ekonomi dan dapat dikatakan baik fisik realita maupun keadaan fikiran yang dimiliki oleh masyarakat mencakup usaha-usaha untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Kehidupan yang lebih baik menurut Goulet pada dasarnya meliputi :
a. kebutuhan hidup
b. kebutuhan harga diri
c. kebutuhan kebebasan
oleh karena itu sasaran pembangunan yang minimal dan pasti harus ada menurut Todaro (1983:1280) adalah :
1.meningkatkan persediaan dan memperluas pembagian atau pemerataan bahan pokok yang dibutuhkan untuk bisa hidup, seperti perumahan, kesehatan, dan lingkungan.
2.Mengangkat taraf hidup termasuk menambah dan mempertinggi pendapatan dan penyediaan lapangan kerja, pendidikan yang lebih baik, dan perhatian yang lebih besar terhadap nilai-nilai budaya manusiawi, yang semata-mata bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan materi, tetapi untuk meningkatkan kesadaran akan harga diri baik individu maupun nasional.
3.Memperluas jangkauan pilihan ekonomi dan sosial bagi semua individu dan nasional dengan cara membebaskan mereka dari sikap budak dan ketergantungan,tidak hanya hubungan dengan orang lain dan negara lain, tetapi juga dari sumber-sumber kebodohan dan penderitaan.
Untuk mencapai sasaran pembangunan diatas strategi pembangunan yang harus diarahkan kepada :
1.meningkatkan output nyata/produktivitas yang tinggi yang terus-menerus meningkat. Karena dengan output yang tinggi ini akhirnya akan dapat meningkatkan persediaan dan memperluas pembagian bahan kebutuhan pokok untuk hidup, termasuk penyediaan perumahan, pendidikan, dan kesehatan.
2.Tingkat penggunaan tenaga kerja yang tinggi dan pengangguran yang rendah yang ditandai dengan tersedianya lapangan kerja yang cukup.
3.Pengurangan dan pemberantasan ketimpangan.
4.Perubahan sosial, sikap mental, dan tingkah laku masyarakat dan lembaga pemerintah.
Sasaran Pembangunan
a.) dipenuhinya kebutuhan sandang, pangan dan perumahan serta peralatan sederhana dari berbagai kebutuhan yang secara luas dipandang perlu oleh masyarakat yang bersangkutan.
b.) dibutuhkan kesempatan yang luas untuk memperoleh berbagai jasa publik, pendidikan, kesehatan, pemikiman yang dilengkapi infrastruktur yang layak serta komunikasi dan lain-lain.
c.) dijaminya hak untuk memperoleh kesempatan kerja yang produktif (termasuk menciptakan kerja sendiri), yang memungkinkan adanya balas jasa yang setimpal untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
d.) terbinanya prasarana yang memungkinkan produksi barang dan jasa atau pedagang internasional untuk memperoleh keuntungan dengan kemampuan untuk menyisihkan tabungan untuk pembiayaan usaha-usaha selanjutnya.
e.) menjamin partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan proyek-proyek.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembangunan
keberhasilan pembangunan pada dasarnya dipengaruhi oleh dua unsur pokok,yaitu uneur ekonomi dan unsur non-ekonomi.
Faktor-faktor ekonomi, meliputi :
1.Sumber Daya Manusia (labor supply, education, discipline, motivation, etc)
sumber daya manusia yang dilengkapi dengan ketrampilan dan sikap mental terhadap pekerjaa, serta kemampuan untuk berusaha sendiri merupakan modal utama bagi terciptanya pembangunan.
“peningkatan GNP sangat berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia seperti terlihat dalam efisien dan produktivitas. Oleh karena itu pembentukan modal insasi, yaitu suatu proses peningkatan ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan seluruh penduduk mutlak diperlukan. Hal tersebut: mencakup kesehatan, pendidikan, dan pelayanan sosial pada umumnya”. (Jhingan, 1988:96).
2.Sumber Daya (natural resources)
sumber-sumber alam ini meliputi rumah, mineral, iklim, bahan bakar, yang sering dikenal dengan sumber-sumber fisik. Pada negara-negara sedang berkembang sumber-sumber alam sering terbengkalai. Kurang atau salah pemanfaatannya, sehingga menyebabkan keterbelakangan, bahkan bencana alam yang terus-menerus.
“tersedianya sumber daya alam secara melimpah belum cukup bagi pertumbuhan ekonomi. Apa yang diperlukan, ialah pemanfaatannya” (Jhingan 1988:86). sumber alam sebenarnya dapat dikembangkan semaksimal mungkin melalui kemajuan ilmu pengetahuan dan kemajuan ilmu teknologi yang sekaligus dapat memperbaiki sumber daya manusia sebagai subjek dan objek pembangunan yang paling handal. Seperti dikemukakan oleh Prof.Lewis, bahwa “nilai suatu sumber alam tergantung pada kegunaannya senantiasa berubah sepanjang waktu karena perubahan dalam selera, perubahan dalam teknik atau penemuan baru” (W.A Lewis, The Econimc of Growh:hal 52).
3.Pembentukan Modal (capital formation)
pembentukan modal merupakan investasi dalam bentuk mesin-mesin, perusahaan-perusahaan, pabrik-pabrik, jalan raya dan infrastruktur lainnya. Menurut Jhingan, bahwa pembentukan modal seperti ini bersifat kumulatif dan membiayai diri sendiri, sekali diciptakan pembentukan modal, maka proses ini akan berkesinambungan menciptakan modal baru.
Proses ini menurut Jhingan (1988:88) mencakup 3 tahap yang saling berkaitan yang meliputi :
a. keberadaan tabungan nyata dan kenaikannya.
b. keberadaan lembaga keuangan dan kredit untuk menggalakkan tabungan dan menyalurkan kearah yang dikehendaki.
c. mempergunakan tabungan untuk investasi barang modal.
4.Teknologi dan Kewirausahaan (Technology and Entrepreneurship)
Science, engginering, management, entrepreneurship merupakan faktor-faktor pertumbuhan ekonomi. Perubahan teknologi secara langsung ataupun tidak akan berkaitan dengan perubahan dalam metode produksi, sebagai hasil dari teknik penelitian baru. Perubahan teknologi telah menaikan produktivitas buruh modal, dan faktor produksi lainnya. Prof. Kuznet telah mencatat lima pola penting pertumbuhan teknologi di dalam ekonomi modern. Kelima pola tersebut adalah :
1.penemuan ilmiah atau penyempurnaan pengetahuan teknik.
2.Invensi.
3.Inovasi.
4.Penyempurnaan.
5.Penyebarluasan penemuan yang biasanya diikuti dengan penyempurnaan.
Sedangkan inovasi itu sendiri menurut Kuznet, memilki dua dampak :
a. penurunan biaya yang tidak menghasilkan perubahan ataupun kualitas produk.
b. pembaharuan yang menciptakan produk baru dan menciptakan permintaan baru akan produk tersebut.
Faktor-faktor non-ekonomi :
1. lembaga-lembaga sosial.
2. keadaan politik dan institusional, yang kesemuanya dapat mempengaruhi sikap dan kemampuan masyarakat sebagai pelaksana pembangunan.
Faktor-Faktor Penghambat pada Proses Pembangunan
Sudah banyak disinggung, bahwa negara-negara yang sedang berkembang merupakan negara yang “level of living-nya” masih rendah, dan terperangkap dalam lingkaran perangkap kemiskinan yang tidak berujung pangkal. Akibatnya negara-negara tersebut mengalami perkembangan ekonomi yang lamban/terbatas kalau dibandingkan dengan negara-negara yang sudah maju.
Faktor-faktor penghambatnya adalah :
a. perkembangan penduduk yang tinggi yang dilengkapi ilmu pengetahuan yang rendah.
b. perekonomian yang bersifat dualistik.
c. tingkat pembentukan modal yang rendah.
d. struktur ekonomi yang berupa bahan mentah.
e. proses sebab akibat kumulatif.
Persyaratan Pokok dan Umum Pembangunan Ekonomi di Negara-negara Sedang Berkembang
1. Persyaratan Pokok
Menurut Baldwin Meiyers Persyaratan tersebut adalah :
a. Indegenous force (kekuatan dari dalam).
b. mobilitas faktor-faktor produksi.
c. akumulasi kapital.
d. kriteria dan arah investasi yang sesuai dengan kebutuhan.
e. penyerapan kapital.
f. stabilitas serta nilai-nilai lembaga yang ada.
2. Persyaratan Umum Pembangunan Ekonomi
a. akumulasi modal, termasuk akumulasi baru dalam bentuk tanah, peralatan fisik dan sumber daya manusia.
b. perkembangan penduduk yang dibarengi dengan pertumbuhan tenaga kerja dan keahliannya.
c. kemajuan teknologi. (Todaro 1981:140).
persoalan yang dihadapi oleh negara-negara berkembang dalam pembangunan ekonomi adalah sangat mendasar dan kompleks, persoalannya banyak antara lain masih banyaknya pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan sosial. Selain itu faktor penyebab mengapa negara-negara sedang berkembang sulit untuk maju karena disebabkan oleh banyaknya hambatan antara lain :
a.) perkembangan penduduk yang tinggi yang dilengkapi ilmu pengetahuan yang rendah yang dapat berpengaruh langsung dari perkembangan penduduk terhadap perkembangan tingkat kesejahteraan yakni menyebabkan tingkat kesejahteraan masyarakat tidak mengalami tingkat pertambahan yang berarti, dan jangka panjang mungkin menurun.
b.) perekonomian yang bersifat dualistik yang dapat menyebabkan produktivitas berbagai kegiatan produktif sangat rendah, usaha-usaha untuk mengadakan perubahan sangat terbatas sekali dan yang paling rawan adalah hambatan berupa dualisme sosial dan teknologi yang sangat berpengaruh terhadap mekanisme pasar sehingga sumber daya yang tersedia tidak digunakan secara efektif dan efisien.
c.) tingkat pembentukan modal yang rendah yang berarti negara-negara sedang berkembang akan tetap terjerat dalam lingkaran kemiskinan, yaitu suatu rangkaian kekuatan yang saling mempengaruhi satu sama lain sedemikian rupa, sehingga menimbulkan suatu keadaan dimana negara akan tetap miskin dan akan tetap mengalami kesukaran untuk mencapai tingkat pembangunan yang lebih baik.
d.) struktur ekspor berupa bahan mentah : dalam jangka panjang daya tukar barang-barang, yang diperdagangkan oleh negara sedang berkembang dengan negara maju akan menjadi tambah buruk, dan merugikan negara sedang berkembang. Dampaknya syarat-syarat perdagangan akan menjadi semakin memburuk apabila harga indeks harga eksport berkembang lebih lambat dari pada permintaan barang-barang impor dan akan memperburuk neraca pembayaran.
e.) proses sebab akibat kumulatif akan menimbulkan hambatan yang lebih besar kepada daerah-daerah yang lebih terbelakang untuk berkembang.
Yang semuanya ini dapat diatasi dengan cara :dipenuhinya kebutuhan sandang,pangan dan perumahan serta peralatan sederhana, dibukanya kesempatan kerja yang luas,dijaminnya hak untuk memperoleh kesempatan kerja yang produktif, terbinanya prasarana yang memungkinkan produksi barang dan jasa atau pedagang internasional untuk memperoleh keuntungan dengan kemampuan untuk menyisihkan tabungan untuk pembiayaan usaha-usaha selanjutnya.
sumber : Dr.Suryana, Ekonomi Pembangunan:Poblematika dan Pendekatan, Salemba Empat, 2000.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar